infodarijay.com – Pernahkah kamu mendengar istilah PSU server modular? Buat yang sering bergelut dengan server, data center, atau rak-rak penuh kabel di ruang IT, istilah ini mungkin sudah akrab di telinga.
Namun, bagi yang baru masuk ke dunia teknologi server, PSU modular terdengar seperti sesuatu yang rumit. Padahal, memahami PSU server modular adalah langkah penting untuk menjaga server tetap stabil dan efisien.
Mari kita bahas secara santai tapi mendalam tentang PSU server modular, mulai dari pengertian, jenis, cara kerja, hingga tips memilih yang tepat agar server kamu tidak rewel.
PSU adalah singkatan dari Power Supply Unit. Komponen ini berfungsi mengubah arus listrik dari sumber daya (PLN atau UPS) menjadi arus yang dapat digunakan oleh komponen server.
PSU modular adalah jenis PSU yang memiliki kabel daya yang dapat dilepas-pasang sesuai kebutuhan.
Bayangkan kamu sedang merakit server. Dengan PSU modular, kamu bisa memilih kabel mana yang terpasang dan mana yang tidak.
Ini membuat manajemen kabel lebih rapi, aliran udara di dalam casing lebih baik, dan perawatan server menjadi lebih mudah.
PSU server modular tidak hanya satu jenis. Berdasarkan tingkat modularitas, kita bisa membaginya menjadi tiga kategori:
1. Non-Modular
Ini adalah jenis PSU paling sederhana. Semua kabel terhubung permanen ke PSU. Harganya lebih murah, tapi tidak fleksibel. Biasanya digunakan untuk server kecil atau PC rakitan dengan anggaran terbatas.
2. Semi-Modular
Beberapa kabel penting seperti kabel ATX 24 pin dan EPS 8 pin terpasang permanen, sedangkan kabel lain seperti SATA atau PCIe bisa dilepas. Ini adalah pilihan tengah yang seimbang antara harga dan fleksibilitas.
3. Full Modular
Semua kabel bisa dilepas. Ini adalah pilihan favorit untuk server skala besar dan data center yang membutuhkan manajemen kabel maksimal.
Dalam skala data center, PSU modular sangat penting. Data center biasanya memiliki ratusan hingga ribuan server.
Dengan PSU modular, teknisi bisa mengganti unit PSU atau menambah daya tanpa harus menghentikan operasi server yang lain.
Banyak server enterprise menggunakan konsep hot-swappable PSU, artinya PSU dapat dilepas atau dipasang ketika server masih menyala. Fitur ini menjaga uptime dan mencegah downtime yang bisa merugikan bisnis.
Saat memilih PSU server modular, perhatikan sertifikasi efisiensinya. Beberapa sertifikasi yang umum ditemui adalah:
Semakin tinggi sertifikasi, semakin sedikit energi listrik yang terbuang sebagai panas.
PSU memiliki kapasitas daya yang diukur dalam watt. Untuk server, pastikan kapasitasnya cukup untuk semua komponen termasuk prosesor, RAM, GPU (jika ada), dan storage.
Sebagai contoh, server dengan prosesor Xeon, 8 slot RAM, dan beberapa hard disk mungkin membutuhkan PSU 650–850 watt.
Namun, untuk server AI atau server rendering dengan GPU kelas atas, kamu mungkin butuh PSU di atas 1200 watt.
Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:
Selain kemudahan perakitan, PSU modular membantu mengurangi downtime. Misalnya, jika salah satu kabel rusak, teknisi hanya perlu mengganti kabel tersebut tanpa mengganti seluruh unit.
Dalam dunia bisnis, setiap menit downtime bisa berarti kerugian finansial, sehingga keandalan PSU sangat penting.
Seiring berkembangnya teknologi, PSU modular semakin pintar. Kini banyak PSU yang sudah dilengkapi fitur monitoring digital. Kamu bisa memantau konsumsi daya, suhu, dan status PSU langsung dari dashboard software.
Ke depan, kemungkinan akan ada PSU dengan integrasi AI yang bisa menyesuaikan daya secara otomatis sesuai beban server. Ini membuat konsumsi energi lebih hemat dan ramah lingkungan.
PSU server modular adalah investasi penting untuk menjaga server tetap andal, efisien, dan mudah dikelola.
Dengan memahami jenis-jenisnya, memilih kapasitas daya yang tepat, dan memperhatikan sertifikasi efisiensi, kamu bisa memastikan infrastruktur server berjalan optimal.
Jika kamu sedang membangun server baru, mulailah mempertimbangkan PSU modular full agar manajemen kabel lebih rapi dan masa depan server lebih siap untuk upgrade.