infodarijay.com – Ketika pertama kali mendengar nama Wacom, banyak orang langsung teringat pada perangkat tablet gambar yang digunakan para ilustrator profesional. Wacom memang sudah lama menjadi standar emas dalam dunia desain digital.
Namun, tidak semua produk Wacom ditujukan hanya untuk profesional. Salah satu perangkat yang paling populer belakangan ini adalah Wacom One Pen, sebuah stylus modern yang menawarkan pengalaman menggambar dan menulis digital layaknya di atas kertas.
Artikel ini akan membahas secara detail tentang Wacom One Pen, mulai dari pengalaman pribadi, fitur, teknologi di baliknya, hingga mengapa perangkat ini layak dimiliki baik oleh kreator pemula maupun profesional.
Beberapa tahun terakhir, tren pekerjaan kreatif semakin bergeser ke arah digital. Data dari Statista menunjukkan bahwa pada 2024, lebih dari 60% ilustrator dan desainer grafis di dunia menggunakan perangkat berbasis digital untuk berkarya.
Indonesia pun tidak ketinggalan. Banyak pelajar, mahasiswa, hingga profesional di bidang kreatif mulai beralih menggunakan stylus sebagai pengganti pena dan pensil tradisional.
Nah, di sinilah Wacom One Pen hadir sebagai solusi. Produk ini dirancang dengan fokus pada kenyamanan, presisi, dan harga yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan seri Wacom Pro.
Dengan begitu, pengguna yang baru belajar ilustrasi digital tidak perlu merasa terbebani dengan biaya besar untuk memulai.
Saya masih ingat ketika pertama kali mencoba Wacom One Pen. Sensasinya seperti memegang bolpoin biasa, ringan, tidak licin, dan pas di genggaman.
Permukaannya halus, namun tetap memberikan sedikit gesekan ketika menyentuh layar, sehingga terasa natural seolah-olah menggambar di atas kertas.
Hal menarik lainnya adalah stylus ini tidak menggunakan baterai atau perlu diisi ulang. Teknologi EMR (Electro-Magnetic Resonance) memungkinkan pena mengambil tenaga langsung dari tablet Wacom One. Artinya, Anda bisa menggambar berjam-jam tanpa khawatir kehabisan daya.
Setiap perangkat tentu memiliki keunggulan dan keterbatasan. Mari kita bahas secara objektif.
Kelebihan:
Kekurangan:
Berdasarkan riset dari beberapa marketplace besar di Indonesia, harga Wacom One Pen berkisar antara Rp350.000 hingga Rp500.000. Jika dibandingkan dengan seri premium yang bisa mencapai jutaan rupiah, jelas ini menjadi pilihan menarik bagi pemula.
Selain itu, Wacom sering bekerja sama dengan distributor resmi untuk memberikan garansi satu tahun. Jadi, pembeli bisa merasa lebih aman ketika berinvestasi pada perangkat ini.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, mari kita bandingkan dengan Apple Pencil. Apple Pencil generasi kedua memiliki harga lebih tinggi, sensitivitas lebih baik, serta fitur gesture tambahan. Namun, kekurangannya adalah hanya bisa digunakan pada perangkat iPad.
Sementara Wacom One Pen mungkin kalah fitur, tapi lebih fleksibel karena bisa digunakan di berbagai perangkat Wacom dengan harga yang jauh lebih ramah di kantong.
Agar stylus ini bisa digunakan lebih lama, berikut beberapa tips sederhana:
Banyak kreator digital di Indonesia sudah membagikan pengalaman mereka menggunakan Wacom One Pen.
Misalnya, seorang ilustrator freelance dari Bandung mengatakan bahwa pena ini membantunya menyelesaikan lebih dari 20 proyek komisi ilustrasi tanpa kendala berarti.
Ada juga guru seni di Surabaya yang mulai mengajar dengan menggunakan tablet Wacom One dan stylus ini. Menurutnya, siswa lebih antusias saat pelajaran karena bisa langsung melihat proses menggambar digital di layar kelas.
Melihat dari fitur, harga, dan pengalaman pengguna, Wacom One Pen jelas layak menjadi pilihan bagi siapa pun yang ingin masuk ke dunia kreatif digital tanpa harus menguras kantong.
Meski bukan yang tercanggih di kelasnya, stylus ini sudah cukup mumpuni untuk memenuhi kebutuhan dasar hingga menengah.
Jika Anda seorang pelajar, mahasiswa, atau kreator pemula, Wacom One Pen bisa menjadi teman terbaik dalam perjalanan kreatif Anda. Sedangkan bagi profesional, pena ini tetap bisa menjadi backup handal ketika bepergian.
Pada akhirnya, memilih Wacom One Pen bukan sekadar membeli alat, tetapi juga berinvestasi pada kenyamanan dan kualitas karya Anda. Jadi, siapkah Anda merasakan pengalaman menggambar digital dengan sentuhan yang natural seperti di atas kertas?