infodarijay.com – Bayangkan suasana kantor tahun 1990-an. Suara khas kriiiit-kriiiit memenuhi ruangan saat sebuah printer jadul bekerja keras mencetak dokumen penting. Ya, itulah suara printer dot matrix. Meski tampak kuno, ternyata hingga hari ini perangkat ini masih punya tempat tersendiri di dunia teknologi.
Banyak orang mungkin berpikir printer ini sudah tergeser oleh printer inkjet dan laserjet yang lebih canggih. Namun faktanya, dalam beberapa bidang tertentu, printer dot matrix justru menjadi solusi paling efektif.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu printer dot matrix, bagaimana cara kerjanya, sejarah, keunggulan, kelemahan, hingga alasan mengapa masih digunakan.
Printer dot matrix adalah jenis printer yang menggunakan jarum-jarum kecil (print head) untuk memukul pita berwarna ke atas kertas. Mekanisme ini menghasilkan titik-titik kecil yang kemudian membentuk huruf, angka, atau gambar sederhana.
Berbeda dengan printer modern yang nyaris tanpa suara, printer ini terkenal dengan bunyinya yang khas. Meski demikian, keandalannya dalam mencetak dokumen berlapis (multiple copy) membuatnya tetap diminati.
Teknologi dot matrix pertama kali populer pada tahun 1970-an. Salah satu pelopor utamanya adalah Digital Equipment Corporation (DEC) dengan printer LA30. Pada dekade 1980-an hingga 1990-an, merek seperti Epson, IBM, dan Panasonic turut meramaikan pasar.
Menariknya, saat komputer pribadi mulai populer, printer dot matrix menjadi pasangan ideal. Murah, tahan lama, dan bisa mencetak dokumen bisnis dengan cepat. Hingga kini, walaupun tidak lagi dominan, printer ini masih eksis dalam bidang tertentu.
Mekanisme printer dot matrix cukup sederhana namun efektif. Print head berisi jarum-jarum kecil (biasanya 9, 18, atau 24 pin). Saat mencetak, jarum ini menekan pita tinta ke kertas, membentuk titik-titik. Gabungan titik inilah yang menciptakan teks atau gambar.
Prosesnya bisa dijelaskan dalam 3 tahap utama:
Hasilnya memang tidak sehalus printer laser, tetapi cukup jelas untuk keperluan administrasi, faktur, dan laporan.
Mengapa printer jadul ini masih bertahan? Inilah beberapa alasannya:
Tentu saja, ada beberapa kekurangan yang membuat printer ini kalah populer dibanding inkjet atau laserjet:
Berdasarkan jumlah pin pada print head, printer ini dibagi menjadi:
Beberapa merek terkenal yang pernah menguasai pasar printer dot matrix adalah Epson LX-300, Epson LQ Series, hingga IBM ProPrinter.
Mungkin kamu bertanya, masih adakah yang menggunakan printer ini sekarang? Jawabannya: masih, dan cukup banyak. Berikut beberapa contoh:
Ada pepatah lama: “Jika tidak rusak, mengapa harus diganti?” Itulah prinsip banyak perusahaan terhadap printer dot matrix.
Printer ini terbukti efisien dalam hal biaya, daya tahan, dan keandalan untuk dokumen berlapis. Bahkan ketika printer laser dan inkjet gagal mencetak di lingkungan ekstrem, printer dot matrix tetap bisa bekerja tanpa masalah.
Jika kamu atau perusahaanmu masih menggunakan printer ini, berikut beberapa tips perawatan:
Untuk bisnis yang butuh kualitas cetak tinggi, printer laser jelas lebih unggul. Untuk foto, printer inkjet lebih cocok. Namun, untuk dokumen berlapis dan cetak massal dengan biaya rendah, hingga kini belum ada yang benar-benar menggantikan dot matrix.
Printer dot matrix adalah contoh bagaimana teknologi lama bisa tetap bertahan meski dunia terus berubah. Dengan keunggulan unik seperti kemampuan cetak rangkap, ketahanan luar biasa, dan biaya rendah, printer ini masih jadi andalan di banyak sektor.
Mungkin suaranya bising dan tampilannya jadul, tapi jangan salah printer dot matrix adalah saksi sejarah teknologi yang tetap relevan hingga sekarang.