infodarijay.com – Suatu sore aku duduk di ruang kerja, disibukkan oleh tumpukan dokumen yang harus digandakan, dipindai, dan dikirim via faks. Alangkah melelahkannya jika harus berulang-ulang bolak-balik ke mesin fotokopi.
Saat itulah aku mulai mencari solusi: sebuah printer multifungsi all-in-one yang ekonomis dan handal. Setelah riset ke sana-sini, akhirnya pilihan jatuh ke Brother MFC-J200.
Kenapa MFC-J200? Karena ia menjanjikan tiga hal yang kusuka: biaya tinta rendah, kemudahan konektivitas wireless, dan performa yang cukup untuk volume ringan hingga menengah.
Dalam artikel ini, aku akan membagikan pengalaman, fakta teknis, plus minus, serta tips penggunaan agar printer ini bisa optimal untuk rumah atau usaha kecil.
Sebelum masuk ke pengalaman, mari kita pahami dulu apa yang ditawarkan secara teknis oleh printer ini:
Aspek | Spesifikasi |
---|---|
Teknologi cetak | Inkjet / Piezo head |
Memori | 64 MB |
Kecepatan cetak | Hitam hingga ~ 27 ppm, warna ~ 10 ppm |
Resolusi maksimal | 1.200 × 6.000 dpi |
Tray dan kapasitas kertas | Tray hingga 100 lembar, output hingga 50 lembar |
ADF (Automatic Document Feeder) | Hingga 20 lembar dokumen |
Pemindaian / scanning | Resolusi optik hingga 1.200 × 2.400 dpi |
Faks | Kompatibel dengan ITU-T Group 3, modem 14.4 kbps |
Konektivitas | USB 2.0 dan Wireless 802.11 b/g/n |
Konsumsi daya | Mode cetak ~ 16 W, siap ~ 3 W, sleep ~ 1,1 W |
Dimensi / berat | 435 × 374 × 180 mm, berat ≈ 8,2–8,3 kg |
Beberapa catatan tambahan: printer ini mendukung borderless printing untuk ukuran kertas tertentu seperti A4, 10×15 cm, dan kartu indeks.
Cartridge tinta dijual dalam seri InkBenefit dengan yield tinggi: misalnya LC529XL (hitam) bisa cetak hingga ~ 2.400 halaman, sedangkan setiap cartridge warna (C/M/Y) bisa hingga ~ 1.300 halaman.
Saat aku mulai instalasi, prosesnya cukup mulus. Aplikasi pendamping (Brother iPrint & Scan) langsung mengenali printer melalui jaringan Wi-Fi, dan aku bisa mencetak dokumen dari ponsel lewat AirPrint atau Google Cloud Print. Fitur ini sangat membantu ketika aku sedang berganti ruang kerja atau mencetak dari ruangan lain.
Agar printer ini bertahan lama dan performanya maksimal, berikut tips dari pengalaman dan praktik terbaik:
Pilih kertas dan kualitas cetak yang sesuai
Gunakan kertas printer kualitas standar (80 g/m²) untuk dokumen teks sehari-hari. Aktifkan mode draft atau economy ketika mencetak draf agar tinta lebih hemat. Untuk gambar atau foto, gunakan kertas glossy atau foto yang direkomendasikan oleh Brother.
Jalankan pembersihan print head berkala
Jika muncul garis putih atau cetakan pudar, lakukan head cleaning lewat menu printer. Tiga kali cleaning ringan lebih baik daripada pembersihan dalam secara brutal yang bisa boros tinta.
Hindari penggunaan tinta generik yang terlalu murahan
Kadang cartridge aftermarket murah bisa menyebab kerusakan print head atau hasil cetak tidak konsisten. Lebih aman menggunakan cartridge InkBenefit resmi atau yang kompatibel dengan mutu tinggi.
Pakai mode tidur (sleep) bila printer tidak aktif lama
Printer ini punya mode tidur dengan konsumsi daya ~ 1,1 W (atau versi beberapa sumber menyebut 0,7 W) sehingga menurunkan konsumsi listrik ketika tidak digunakan. Aktifkan fitur sleep otomatis lewat pengaturan.
Pertimbangkan cover untuk melindungi debu
Jika berada di ruangan terbuka atau sering berdebu, letakkan penutup tipis atau cover printer untuk mencegah debu masuk ke head dan roller.
Untuk menilai apakah printer ini benar-benar hemat atau tidak, mari kita lakukan sedikit analisis sederhana:
Asumsikan cartridge hitam yield ~ 2.400 halaman dan harga cartridge itu, misalnya Rp 150.000 (angka contoh). Maka biaya tinta per halaman hitam = 150.0002.400=Rp62,5\frac{150.000}{2.400} = Rp 62,52.400150.000=Rp62,5. Ditambah biaya warna bila digunakan.
Jika dokumen dominan teks hitam, angka ~ Rp 60–70 per halaman bisa dikatakan cukup kompetitif dibanding printer inkjet biasa yang bisa mencapai Rp 100–150 per halaman. Tentu angka ini sangat tergantung pada harga ink dan kondisi lokal.
Jika dibanding printer laser monokrom entry-level, laser bisa lebih cepat dan biaya per halaman lebih rendah pada volume tinggi, tetapi laser warna jauh lebih mahal di mesin dan tonernya. Jika kebutuhan cetak warna hanya sesekali, printer all-in-one seperti MFC-J200 bisa menjadi pilihan lebih masuk akal.
Printer ini cocok untuk:
Namun, jika Anda mencetak banyak dokumen warna dalam jumlah besar (misalnya desain grafis, cetak brosur skala besar), model yang lebih cepat atau laser warna mungkin lebih cocok.
Kalau aku diminta menyimpulkan dari pengalaman dan data: ya, Brother MFC-J200 masih layak dipertimbangkan untuk kebutuhan rumahan dan usaha kecil, terutama karena:
Kekurangannya adalah keterbatasan kecepatan warna, tidak ada duplex otomatis, dan tampilan layar minimal. Juga, karena beberapa pasar menyebutnya “discontinued”, pastikan stok tinta resmi masih tersedia sebelum memutuskan beli.
Jika Anda cocok dengan segmen penggunaan di atas, printer ini bisa jadi investasi yang cerdas. Tapi jika kebutuhan Anda lebih berorientasi volume tinggi warna, ada baiknya mempertimbangkan alternatif.