infodarijay.com – Redundant PSU (Hot-Swappable) adalah istilah yang sering muncul ketika membahas server, workstation, atau perangkat jaringan berskala besar. Namun, bagi sebagian pengguna PC biasa, istilah ini terdengar teknis dan membingungkan.
Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu redundant PSU, bagaimana cara kerjanya, manfaatnya, serta kapan sebaiknya Anda mempertimbangkannya untuk sistem Anda.
Redundant PSU adalah konfigurasi power supply unit yang dirancang agar sistem tetap menyala meskipun salah satu power supply mengalami kegagalan.
Pada umumnya, sebuah server atau perangkat yang menggunakan redundant PSU memiliki dua atau lebih power supply yang bekerja secara paralel. Jika salah satu rusak, yang lain akan langsung mengambil alih tanpa mematikan sistem.
Teknologi ini dikenal dengan istilah hot-swappable karena modul PSU bisa dilepas dan diganti ketika sistem masih aktif. Tidak perlu mematikan server, sehingga uptime tetap terjaga.
Dalam dunia teknologi, downtime adalah musuh utama. Perusahaan besar, terutama yang bergerak di bidang e-commerce, keuangan, atau layanan berbasis cloud, bisa kehilangan jutaan rupiah setiap menit ketika server mereka mati. Redundant PSU menjadi solusi penting karena:
Sistem redundant PSU bekerja dengan cara membagi beban daya di antara dua atau lebih power supply. Misalnya, jika sebuah server memerlukan 800 watt, dan memiliki dua PSU masing-masing 800 watt, maka biasanya beban akan dibagi 50:50. Jika salah satu PSU mati, yang lain akan secara otomatis mengambil seluruh beban tanpa gangguan.
Hot-swappable berarti Anda dapat menarik keluar PSU yang rusak, menggantinya dengan yang baru, dan sistem tetap berjalan seperti biasa. Hal ini berbeda dengan sistem single PSU yang mengharuskan Anda mematikan komputer sebelum mengganti komponen.
Ada beberapa konfigurasi redundant PSU yang digunakan di industri:
Menggunakan redundant PSU memiliki banyak kelebihan, terutama dalam konteks bisnis dan server:
Meski punya banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:
Tidak semua orang membutuhkan redundant PSU. Jika Anda hanya menggunakan PC untuk gaming atau pekerjaan kantor biasa, redundant PSU bukan prioritas. Namun, jika Anda mengelola:
Maka redundant PSU adalah investasi yang sangat layak.
Bayangkan sebuah perusahaan e-commerce sedang menggelar flash sale. Ribuan pelanggan mengakses website secara bersamaan. Tiba-tiba, salah satu PSU di server utama rusak.
Tanpa redundant PSU, website akan mati, penjualan gagal, dan reputasi hancur. Tapi karena server menggunakan redundant PSU hot-swappable, sistem tetap online.
Teknisi segera mengganti PSU rusak tanpa downtime, dan pelanggan bahkan tidak menyadari ada masalah.
Menurut laporan Uptime Institute 2024, downtime rata-rata di data center bisa merugikan perusahaan hingga USD 5000 per menit.
Dengan redundant PSU, potensi kerugian bisa ditekan hingga 80 persen. Selain itu, penelitian dari IEEE menunjukkan bahwa 60 persen kerusakan server disebabkan oleh kegagalan daya.
Redundant PSU kini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari model rack server, blade server, hingga beberapa power supply modular untuk PC enthusiast.
Bahkan beberapa produsen PSU high-end seperti Corsair dan Seasonic sudah mulai menghadirkan teknologi serupa untuk workstation kreator konten dan gamer profesional.
Untuk menjaga redundant PSU tetap bekerja optimal, beberapa tips berikut bisa Anda lakukan:
Redundant PSU (hot-swappable) adalah solusi penting untuk memastikan keandalan sistem yang tidak boleh mati. Bagi bisnis yang membutuhkan uptime tinggi, teknologi ini bukan sekadar tambahan, tetapi sebuah kebutuhan.
Dengan memahami cara kerja, kelebihan, dan kapan menggunakannya, Anda bisa merancang infrastruktur IT yang lebih tangguh dan siap menghadapi gangguan.
Artikel ini sebaiknya menjadi referensi bagi siapa pun yang ingin membangun server atau sistem IT handal. Untuk informasi lain seputar teknologi dan gaya hidup digital, Anda bisa membaca artikel terkait seperti perbedaan UPS dan stabilizer atau cara memilih PSU modular untuk PC gaming di infodarijay.com.